Selasa, 21 April 2009

Sahabat Terbaik

Siapa yang tak pernah punya masalah, rasa sakit, luka yang menggores dalam hidup dan sebagainya. Hampir semua orang mengalaminya, apalagi masalah, kita seringkali takut dan pusing mendengar kata-kata masalah, tapi apakah sebenarnya masalah itu ada? Masalah itu sebenarnya tidak ada, kita sendirilah yang menciptakan masalah itu bukan orang lain, tidak ada penyebab masalah kecuali diri kita sendiri, masalah itu akan muncul pada saat kita tidak mampu menangani sesuatu secara benar dan menanggapinya secara bijak. Jadi, semuanya kembali pada diri kita sendiri mampu atau tidakkah kita memandang sesuatu itu secara bijak sehingga tidak ada kesalahan yang kita lakukan yang hanya akan menciptakan kehancuran bagi diri kita sendiri, Tiap masalah pasti juga ada solusinya, karena bersumber dari kita, maka diri kita sendirilah juga yang harus bisa mencari solusinya.
Berbagai cara dilakukan orang untuk bisa lepas dari masalah, dan caranyapun berbeda-beda di antara setiap orang. Banyak orang yang selalu mencari teman untuk menceritakan masalahnya, karena dengan begitu masalahnya akan sedikit berkurang tapi tidak akan pernah hilang.
Fitri, gadis cantik, tinggi semampai, penampilan cukup Ok, pendidikan lumayan tinggi, dan sudah bekerja, hidup berkecukupan malah lebih. kalau dilihat dari luar seakan tidak pernah punya masalah, apalagi dengan senyumnya yang selalu tersungging di bibir dengan begitu manisnya. Tapi siapa sangka kalau dara yang satu ini hampir tiap malam tidur jam 3 dan bantalnya selalu basah dengan airmata. Kalau di rumah sedang tidak ada orang malah pelariannya merokok, karena dengan merokok bisa sedikit menghilangkan masalah-masalahnya, begitu alasan fitri kepada teman dekatnya ina, selain rokok maka ina lah pelarian dia untuk bisa mengurangi beban pikirannya, tidak ada masalah yang tidak diceritakan ke ina, dan ina pun selalu mampu mengeluarkan kata-kata yang cukup bisa membuat fitri tenang setiap dia punya masalah. Kata-kata yang menyejukkan hati dari ina pada saat hati diliputi kegalauan membuat fitri merasa begitu nyaman dengannya. Semua masalah seakan hilang kalau ina ada di samping fitri, fitri seakan tidak mau kehilangan ina, dia ingin selalu bersama dengan sahabatnya itu karena setiap ina jauh rasanya cuma air mata yang dia miliki. Di suatu penghujung tahun ina memutuskan untuk melanjutkan studinya keluar daerah, hal yang sangat ditakuti oleh fitri. Tidak ada lagi tempat dia menceritakan berbagai keluh kesahnya. Yang ada sekarang ina cuma menerima telpon ataupun sms tengah malam dari fitri yang tidak lain berisi aku tidak bisa tidur, kepalaku sakit, kenapa ya nasibku begini? Kapan semuanya ini berakhir, kenapa aku tidak seperti orang lain yang bahagia dan puluhan pertanyaan lainnya yang senada.
Lain lagi ceritanya dengan katakanlah namanya misnie, misnie juga punya banyak masalah yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan fitri, yaitu seputar masalah percintaan, ya memang pada umumnya cewek-cewek sebaya mereka mengalami masalah yang 1 ini, di usia yang memasuki kepala 3, masalah pasangan hidup adalah suatu prioritas untuk segera diselesaikan. Berikut secuil cerita misni tentang masalah-masalah yang lumayan membuat dia jatuh dan bagimana solusinya.
Aku anak ke 8 dari 10 bersaudara. Semuanya sudah menikah kecuali aku. Mungkin bagi kebanyakan orang disaat memasuki usia yang ke 30 merupakan hal yang berat untuk dihadapi oleh seorang perempuan yang masih sendiri. Di saat orang lain telah memiliki pasangan hidupnya dan juga anak-anak yang mengisi hari-hari dalam hidupnya yang penuh kebahagiaan. Terkecuali diriku, bukan hanya dikejar usia tetapi juga dilangkahi oleh 2 orang adikku. Di satu sisi memang ada rasa sedih karena hal tersebut sebenarnya sangat tidak aku inginkan, berulang kali aku mencoba menjalin hubungan serius dengan beberapa pria, tapi selalu kandas ditengah jalan, pernah aku sudah merencanakan pernikahan, namun Tuhan berkehendak lain, Calon suamiku meninggal karena sakit tiba-tiba. Sangat sakit sekali rasanya ditinggal oleh orang yang kita cintai, saat itu aku merasa jiwaku ikut pergi bersamanya. Aku tertawa tapi hatiku menangis, namun aku sadar bahwa hidup harus terus berjalan. Benar kata orang bijak bahwa kita manusia sebenarnya tidak memiliki apa-apa, kecuali hanya pengalaman hidup yang mengajarkan kita untuk menjadi lebih arif dalam menyikapi hidup itu sendiri, kalau kita sadar bahwa kita tidak memiliki apa-apa, haruskah kita bersedih secara berlebihan? Aku selalu berfikir positif, bahwa semuanya pasti akan berakhir dan ada hikmah dibalik semua itu.
Begitulah penuturan jujur dari gadis putih dan berhidung mancung itu, kita mungkin bisa melihat perbedaan dari kedua gadis tersebut dalam mereka menyikapi masalah yang sebenarnya tidak jauh berbeda.
Apa yang bisa kita simpulkan dari cerita di atas tidak lain bahwa suatu masalah tidak akan pernah terselesaikan oleh apapun dan siapapun jika kitanya sendiri tidak mau keluar dari masalah itu. Bukankah tidak mungkin meminta teman seumur hidup berada di samping kita?
Mungkin kita juga pernah dimintai teman untuk memberikan pandangan ataupun saran dalam dia menghadapi masalahnya. Memberikan saran kepada orang lain terasa sangatlah mudah karena walaupun saran yang kita berikan itu terasa agak berat untuk dilaksanakan, bukankah orang lain yang akan merasakannya? Tapi coba kalau kita sesekali memposisikan diri kita sebagai teman kita tersebut mampukah kita melakukannya? Kenapa terkadang saran yang diberikan oleh teman terasa begitu berat untuk kita laksanakan walaupun kelihatannya masuk akal dan bisa menyelesaikan masalah. Semua itu karena kita punya hati yang selalu bisa merasa apa yang enak dan tidak. Orang cuma bisa melihat kita dari luar, dan hanya bisa memberikan solusi dari apa yang bisa mereka nilai dari luar, sementara apa yang terasa yang terkadang enggan kita utarakan cuma kita yang bisa menjawabnya. Berbagi dengan teman yang merupakan salah satu cara dalam mengurangi beban memang akan membantu untuk sesaat, tetapi pada saat teman kita pergi kita akan kembali sendiri dengan masalah yang menyelimuti. Dengan demikian apakah teman kita harus selalu berada di samping kita? Friendship ends when you stop sharing. Kata-kata itu sangatlah benar, tapi di sisi lain kita butuh teman yang selalu ada kapanpun kita butuhkan, teman yang paling mengerti kita, teman yang paling tahu apa yang kita inginkan dan butuhkan, teman yang selalu setia mengarahkan kita menuju suatu senyuman, karena pada saat kita bahagia itulah pula kebahagiaan dia, dan pada saat kita terluka itulah pula kesedihan dan sangat menyakitkan baginya. Dimana kita bisa mendapatkan teman seperti itu? Itu mungkin pertanyaannya. Teman tersebut sangatlah dekat, dia adalah diri kita sendiri. Jadilah sahabat terbaik bagi dirimu sendiri, jangan pernah meninggalkan dirimu sendiri pada saat orang lain meninggalkanmu. Berbicaralah padanya tentang apa yang engkau butuhkan, tanyakan padanya apa yang bisa membuatmu senang, maka dia pasti akan memberikan jawabannya. Dalam kesendirian, pikiran dan hati begitu terang memberikan penjelasan. Seringkali kita mengeluh dengan setiap hal yang kita jumpai dalam hidup yang sebenarnya bukanlah sesuatu yang perlu dikeluhkan setiap saat. Orang yang tahu bahwa hidup penuh tempaan akan selalu mensyukuri setiap hal yang menimpa dirinya karena dia sadar bahwa dengan tempaan tersebut maka dia berada pada posisi satu tahap lebih kuat lagi, sedangkan orang yang merasa segala hal buruk yang menimpanya adalah bencana dan menyedihkan, maka akan selau mengeluh atas apa yang terjadi dan merasa bahwa hidup tidak adil, dan itu akan membuat dia semakin rapuh. Mengeluh bukanlah sikap yang benar untuk mendapatkan solusi, melainkan akan semakin larut dalam keterpurukan hati. Hati yang kuat adalah hati yang banyak ditempa. Jika jiwa sudah banyak menerima tempaan tapi masih juga rapuh, bisa jadi karena sikap kita sendiri terhadap tempaan itu, kita tidak sadar dan bersikap selayaknya orang yang sedang ditempa.

2 komentar:

  1. ila....
    critane panjang banget...
    trus sekarang kan udah gak sensi lg...
    kasih crita yag asik dong....
    oke.ditunggu ya....

    BalasHapus
  2. hehehe, lila ga bs nulis pendek..kl dah nulis ga nyadar kok jd panjang sendiri.., yg asik apa ya..?hmmm

    BalasHapus